Rabu, 15 Februari 2012

Bali :)

A.    Budaya Masyarakat Bali
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.

1)      Hari Raya Galungan
Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan dungulan, yang juga berarti menang. Karena itu di Jawa, wuku yang kesebelas disebut Wuku Galungan, sedangkan di Bali wuku yang kesebelas itu disebut Wuku Dungulan. Namanya berbeda, tapi artinya sama saja. Seperti halnya di Jawa dalam rincian pancawara ada sebutan Legi sementara di Bali disebut Umanis, yang artinya sama: manis.

Agak sulit untuk memastikan bagaimana asal-usul Hari Raya Galungan ini. Kapan sebenarnya Galungan dirayakan pertamakali di Indonesia, terutama di Jawa dan di daerah lain khususnya di Bali. Drs. I Gusti Agung Gede Putra (mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI) memperkirakan, Galungan telah lama dirayakan umat Hindu di Indonesia sebelum hari raya itu populer dirayakan di Pulau Bali. Dugaan ini didasarkan pada lontar berbahasa Jawa Kuna yang bernama Kidung Panji Amalat Rasmi. Tetapi, kapan tepatnya Galungan itu dirayakan di luar Bali dan apakah namanya juga sama Galungan, masih belum terjawab dengan pasti.
Namun di Bali, ada sumber yang memberikan titik terang. Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat, Budha Kliwon Dungulan, tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi. Dalam lontar itu disebutkan:
Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya.       
Artinya: Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.       
Sejak itu Galungan terus dirayakan oleh umat Hindu di Bali secara meriah. Setelah Galungan ini dirayakan kurang lebih selama tiga abad, tiba-tiba — entah apa dasar pertimbangannya — pada tahun 1103 Saka perayaan hari raya itu dihentikan. Itu terjadi keti-ka Raja Sri Ekajaya memegang tampuk pemerintahan. Galungan juga belum dirayakan ketika tampuk pemerintahan dipegang Raja Sri Dhanadi. Selama Galungan tidak dirayakan, konon musibah datang tak henti-henti. Umur para pejabat kerajaan konon menjadi relatif pendek.




B.     Objek Wisata Bali
1.    Tanah  Lot    
                 Pada masa Kerajaan Majapahit ada seseorang Bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang Nirarta.Beliau dikenal sebagai Tokoh penyebaran ajaran Agama Hindu dengan nama “Dharma Yatra “.Di Lombok beliau dikenal dengan nama “Tuan Semeru” atau guru dari Semeru (sebuah nama Gunung di Jawa Timur).
Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya,yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat.Beliau menyebarkan agama Hindu sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali.Suatu ketika pada saat beliau menjalankan tugasnya,beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan beliau mengikutinya sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air.Tidak jauh dari tempat itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “Gili Beo”(Gili artinya Batu Karang dan Beo artinya Burung) jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung.Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut.
Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban,dimana di desa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut “Bendesa Beraban Sakti”.Sebelumnya masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme(percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin yang menjadi utusan Tuhan sperti Nabi)dalam waktu yang singkat banyak masyarakat Desa Beraban ini mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat Bendesa Beraban Sakti sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Bhagawan suci ini.
Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Dhang Hyang Nirarta,beliau melindungi diri dari serangan Bendesa Baraban dengan memindahkan batu karang besar tempat beliau bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut.Kemudian beliau memberi nama tempat itu “Tanah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut.
Akhirnya Bendesa Beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dang Hyang Nirarta,dan akhirnya Bendesa Beraban menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran Agama Hindu kepada penduduk setempat.Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban yang dikenal dengan nama “Keris Jaramenara atau Keris Ki Baru Gajah”.Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan di upacarai setiap hari raya Kuningan.Dan upacara tersebut di adakan di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali,yakni pada “Buda Wage Lengkir”sesuai dengan penanggalan Kalender Bali.






2.    Tanjung Benoa
Tanjung Benoa yang terletak di ujung timur "sepatu" pulau Bali, merupakan salah satu tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti, banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Uniknya olahraga surfing yang banyak dijumpai di pantai-pantai lain dari pulau bali, justru tidak tersedia di objek wisata ini, hal ini dikarenakan ombak yang ada dilokasi wisata ini cenderung tenang, sehingga kurang cocok untuk olah raga surfing.
Harga yang dikenakan kepada pengunjung untuk menikmati berbagai sarana olahraga air tersebut berkisar antara 150 ribu hingga 300 ribu. Dengan harga tersebut secara tertulis pengunjung bisa menikmatinya dalam kurun waktu 10-30 menit.
Flyng fish, terdiri dari sebuah perahu dari karet yang hanya berkapasitas dua orang dengan satu orang petugas yang duduk ditengah sebagai penyeimbang. Penumpang tidur terlentang diperahu yang kemudian ditarik dengan speedboat kecepatan tinggi. Akibatnya, perahu menjadi terangkat dan terbang diatas air pada ketinggian 10-15 meter. Selama berada diudara, petugas yang duduk ditengah akan berusaha menyeimbangkan perahu tersebut agar terhindar dari kemungkinan berputar atau terbaliknya perahu karena hembusan angin yang tentunya bisa berakibat fatal bagi pengguna. Mengingat terdapat tiga orang dalam perahu, terkadang bisa terjadi kasus dimana perahu karet tersebut tidak bisa terbang, karena dibutuhkan selain kecepatan speedboat yang tinggi juga hembusan angin yang cukup kuat untuk bisa menerbangkannya. Waktu permainan pun menyesuaikan, tergantung pada berat badan, jika orang itu kurus bisa jadi tidak turun turun atau juga jika orangnya gemuk bisa perahu tidak terbang.
Selain olahraga air, pengunjung juga bisa mengunjungi pulau penyu yang berjarak kurang lebih 30/ 60 menit perjalan dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dilokasi. Pulau penyu merupakan tempat pengembangbiakan berbagai spesies penyu yang hampir punah. Dilokasi ini pengunjung bisa melihat langsung dan bertanya-tanya seputar hal proses pengembang biakan penyu. Penyu-penyu yang ada dipisahkan diberbagai tempat berdasarkan ukuran tubuhnya. Ada yang masih berukuran jari hingga yang cukup besar dengan berat hingga puluhan kilo. Di pulau ini juga terdapat berbagai binatang lain seperti ular, kelelawar dan burung langka yang dimungkinkan bagi pengunjung untuk memegang sekedar mengambil gambar/foto. Satu paket dengan perjalanan ke Pulau Penyu, pengunjung juga bisa melihat objek wisata bawah laut. Perahu yang digunakan, telah didesain sedemikian rupa sehingga pada bagian dasar tengah perahu telah dipasang kaca yang memungkinkan bagi pengunjung untuk melihat dasar laut yang dangkal tanpa perlu berenang. Dari dalam perahu pengunjung bisa melihat ikan-ikan khas air laut yang kaya akan warna di bagian tubuhnya. Agar ikan-ikan tersebut mau berkumpul pengemudi kapal menebarkan roti tawar kelaut sebagai pancingan. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu ikan tersebut untuk datang, sayangnya jenis ikan yang datang kurang bervariasai sehingga kurang menarik untuk dinikmati. Secara keseluruhan, Tanjung Benoa layak untuk dikunjungi sebagai alternatif wisata air. Hal yang sedikit mengganggu adalah tidak adanya transportasi umum yang hilir mudik didaerah tersebut sehingga umumnya pengunjung yang datang menggunakan bus-bus pariwisata, kendaraan sewa maupun pribadi.





3.    Garuda Wisnu Kencana
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. Patung ini nantinya setelah selesai akan menjadi patung terbesar dunia dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter dan akan mengalahkan patung liberty. GWK ini merupakan mahakarya dari seniman Bali I Nyoman Nuarta yang berada di daerah Bali Selatan tepatnya di bukit Unggasan. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.
Terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga apat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.
Kawasan seluas 250 hektar ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-istana Bali pada jaman dahulu, pengunjung G W K akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun anda datang sebagai bagian dari ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk menikmati sekedar hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari terbenam, anda akan merasakan keindahan alam dan budaya Bali serta keramah-tamahan penduduknya.


















4.    Kuta
Kuta yang terletak di bagian selatan pulau Bali, merupakan salah satu cikal bakal perkembangan pariwisata Bali. Dulunya tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali dan seiring berkembangnya pariwisata Indonesia dan Bali khususnya, penduduk lokal mulai menyewakan rumah pribadi untuk disewakan sebagai tempat penginapan.
Sekarang kawasan Kuta telah berkembang menjadi ikon pariwisata Bali atau lebih dikenal dengan sebutan International city karena merupakan tempat bertemunya wisatawan dari seluruh dunia dan juga wisatawan lokal. Dilihat dari segi fasilitas Kuta memiliki fasilitas yang lengkap. Penginapan atau hotel, restoran, spa dan pendukung pariwisata lainnya banyak terdapat di sini.
Pantai Kuta merupakan tempat wisata yang banyak dipilih untuk menghabiskan liburan selama di Bali. Pantai dengan pasir putih ini dipilih sebagai tempat olahraga surfing dan juga sangat cocok untuk tempat bersantai sambil menantikan indahnya sunset pantai Kuta. Tidak salah ribuan wisatawan selalu memadati pantai ini. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.



5.    Krisna
Krisna bali berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007 dengan pendirinya bernamabapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari cok konfeksi, salah satu pusat produk si baju kaos Bali. Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermulasehinggapada tahun 2007 berdirilah krisna bali yang bertempat di Jalan Nusa Indah  No 79 Denpasar-Bali.
Kini Krisna Bali telah hadir di 3 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan dan yang satu lagi sangat mudahdijangkau di Jl. Sunset Road, Legiandanjalan Raya Kuta (dekat airport). Kalaulokasi  di jl. Nusa Kambangan, cukup sulit akses kesana karena sering macet, jalan masuk juga tidak terlalu besar apalagi pakai bus.
Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkapdengan motif-motif  khas Bali, souvenir, makanan dan lainnnya.
Lokasi di Jalan Sunset Road menjadikan Krisna Bali sangat mudah diakses. Fasilitas parkir super luas, karena seramai apapun, belum pernah terlihat penuh parkirnya. Bandingkan dengan Joger yang hampir tidak ada fasilitas parkirnya dan sering bikin area sekitar macet. Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang nyaman, food court, refresh area dan  lain-lain.

                                                                                                                      



6.    Monumen Perjuangan Rakyat Bali
Pulau Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda, antara lain yang terkenal adalah  Perang Jagaraga, Perang Kusamba, Perlawanan Rakyat Banjar, Perang Puputan Badung, Perang Klungkung, Perang Puputan Margarana.
Perjuangan  tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Bali, sehingga untuk mengenang jasa-jasanya didirikan monumen, nama jalan, nama lapangan terbang, dll. Pemberian penghargaan atas jasa pahlawan yang memberikan tauladan bagi rakyat Bali. Perhatian pemerintah terhadap jasa pejuang di Bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monumen agung yang berlokasi di area Niti Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Monumen ini di desain oleh seorang generasi muda bernama  Ida Bagus Gede Yadna yang waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar. Beliau memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada tahun 1981 denan menyisihkan para arsitektur senior yang ada di Bali. Monumen ini dibangun mulai tahun 1997 sampai tahun 2001. Lalu pembangunan monumen ini dilanjutkan dengan pembangunan diorama sejarah orang Bali, secara keseluruhan monumen ini diselesaikan pada tahun 2003. Monumen ini diresmikan bertepatan dengan Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-25, pada tanggal 14 Juni 2003 oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri.
.
Adapun ke-33 diorama sejarah  rakyat Bali          :
1)      Bali Pada Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan  (3000 SM)
Tampak manusia purba Pithecanthropus Erectus sedang berburu babi hutan dengan peraltan kapak genggam dan memetik buah buahan.
2)      Bali Pada Masa Perundagian (2000 SM)
Masyarakat pada masa ini sudah mengenal sistem penguburan yang  mayatnya disimpan dalam sarkofagus dan juga telah mengerjakan pengecoran nekara perunggu dan pembuatan gerabah dari tanah liat, serta di kejauhan terlihat sebuah menhir.
3)      Stupika Dan   Prasati Sukawana (778  M)
Para pertapa sedang bersemedi di ceruk-ceruk, dan terlihat sang pendeta keluar dari asrama dan terlihat pula prasati dan stupika.
4)      Rsi  Markandeya (Abad 8 M)
Rsi markandeya sedang menyerahkan (panca datu) kepad a pengiringnya, dengan latar belakang Bale Agung di Desa Taro dan tampaak beberapa ekor lembu putih yang disucikan.
5)      Sri  Kesari Warmadewa
Sri kesarin warmadewa sedang menyaksikan para sanging sedang menatah  tulisan pada tugu kemanangan “Jayastamba”untuk menandai kemanangan ekspedisi dengan jung/perahu di Blanjong Desa Sanur.
6)      Gunapriya Dharmapatni Dan Suaminya Dharmodayana Warmadewa (986-1011 M)
Ghunapriya Dharmapatni bersama suaminya Dhamrmodayana Warmadewa sedang dihadap oleh para pembesar kerajaan di Balairung.
7)      Konsep Khayangan Tiga Dari Empu Kuturan (Abad 11 M)
Tampak Bale Agung simbol Pura Desa, Meru simbol Pura Puseh, dan Bangunan Gedong/Mrajapati sebagsi simbol dari Pura Dalem.



8)      Kehidupan Banjar (Abad 11 M)
Suasana pertemuan di Bale Banjar yang dipimpin oleh Kelian Banjar yang dihadiri oleh para  prajuru (pengurus) banjar dan krama (anggota) banjar.
9)      Sistem Subak (Abad 11 M)
Pembagian air dalam sistem irigasi tradisional yang dipimpin oleh Kelian Subak beserta pengurusnya. Tampak pula Pura Ulunsuwi sebagai unsur parahyangan  dalam konsep Tri Hita Karana.
10)     Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten (tahun 1338 m)
Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten sedang dihadap oleh Patih Gajah Mada dari Ker. Majapahit Jawa Timur, tampak kebo Iwa sedang memimpiin pembangunan Bale Agung.
11)      Penobatan Sri Kresna Kepakisan (1347-1350  M)
Patih Gajah Mada mempersembahkan Keris Ki Durga Dungkul ke hadapan Sri Kresna Kepakisan sebagai Adipati di Bali atas restu Raja Majapahit.
12)   Pembangunan Pura Dasar Gelgel (abad 14 M)
Untuk mempersatukan semua lapisan msyarakat di Bali, Dalem
Ketut Ngulesir memerintahkan untuk membangun Pura Gelgel.
13)  Dalem Watrrenggong (1460-1550 M)
Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong, kesusastraan mengalami kejayaan, tampak Raja beserta pejabat kerajaan sedang menyaksikan pembacaan lontar dan berbagai atraksi kesenian.
14)  Dang Hyang Nirartha (1489 M)
Danghyang Nirartha sedang membaca hasil karyannya di Pantai Nusa Dua sambil menikmati alam disekitarnya. Tampak bangunan candi, padmasana dan gunu ng Agung.
15)  Masa Kejayaan Kerajaan-Kerajaan Di Bali (abad 17-19 M)
Peninggalan masa kerajaan antara lain : Kertagosa di Klungkung, Taman Sukasada di Ujung Karangasem dan patung Singa Ambara Raja di Buleleng.
16)  Patih Jelantik Merobek Surat Gubernur Jendral
Patih I Gusti Ketut Djelantik dari kerajaaan Buleleng sedang merobek surat Gubernur Jendral dengan keris di depan Raja Klungkung dan utusan Belanda.
17)    Perang Jagaraga (1848-1849 M)
Perlawanan rakyat Buleleng di bawah pimpinan Patih Djelantik melawan tentara Belanda di depan benteng Jagaraga di Desa Jagaraga wilayah Kerajaan Buleleng.
18)    Perang Kusamba (1849 M)
Laskar Kusamba Kerajaan Klungkung di bawah pimpinan I Dewa Agung Putra  Kusamba menyerang kubu pertahanan Belanda yang di dekat pesisir Pnatai Kusamba. Dalam penyerangan ini Jendral Meichiels terbunuh.
19)     Perlawanan Rakyat Banjar (1868 M)
Perang frontal antara Laskar Bajar Kerajaan buleleng di bawah pimpinan Ida Made Rai melawan Belanda dengan kemenangan yang berakhir di pihak Belanda.
20)    Puputan Badung (1906)
Raja Badung bersama semua keluarga dan rakyatnya dengan pakaian serba putih bertekad untuk melawan Belanda sampai mati. Tekad ini sering di kenal dengan istilah “PUPUTAN”
21)     Persiapan sagung Wah Melawan Belanda
Tampak Sagung Wah sedang membakar semangat dan memberi perintah kepada laskar Tabanan di Desa Wongaya Gede, untuk menghadapi serangan tentara Belanda

22)     Puputan Klungkung (1908)
Perang antara Laskar Kerajaan Klungkung melawan serdadu Belanda di depan Puri Klungkung/Kertasoga hampir semua keluarga raja gugur bersama pengiringnya.
23)     Bangkitnya Organisasi Pemuda (1923-1928)
Tampak para pemimpin pemuda dari kalangan guru, pegawai, dan  tokoh masyarakat Bali sedang rapat di salah satu ruangan sekolah di Buleleng.
24)     Bali Di Bawah Fasisme Jepang (1942-1945)
Rakyat Bali melkukan kerja paksa (ROMUSHA) di bawah siksaan tentara Jepang, antara lain pembuatan jalan dan mengangkut barang-barang untuk kebutuhan peran dengan Sekutu di Samudera Pasifik (PD II).
25)     Menyebarluaskan Berita Proklamasi (1945)
Mr.Puja sebagai Gubernur Provinsi Sunda kecil berdiri menyerahkan surat mandat kepada Menseibu (penguasa jepang)dan pada saat itu juga dilakukan pengibaran bendera Merah Putih.
26)     Pusat Komando Pemuda Republik Indonesia (September 1945)
Tampak beberapa pemuda bersemangat memekikkan salam “MERDEKA” dan mengibarkan Bendera Merah Putih di alun-alun lap.Puputan Badung Denpasar.
27)     Peristiwa Bendera di Pelabuhan Buleleng (27 Oktober 1945)
Tanggal 27 Oktober 1945 terjadi tembak menembak antara tentara Belanda yang membonceng Sekutu dari atas kapal “Abraham Griijn” dengan pemuda di Pelabuhan Buleleng. Pada peristiwa ini pemuda I Ketut Warta gugur.
28)    Pertempuan Laut di Selat Bali (1946)
Pertempuan di selat bali antara Pasukan Pemuda di bawah pimpinan  Kapten Markadi melawan tentara Belanda 5 Maret 1946.
29)     Serangan terhadap Tangsi Nica (1946)
Penyerbuan terhadap tangsi NICA (Netherland Indies Civil Administration) yang berada di Tangsi Kayumas Kota Denpasar. Salah satu pemuda Ida bagus japa gugur.
30)    Pembentukan Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (1946)
            Pada tanggal 16 April 1946 di rumah I Dewa nyoman jehem di Munduk Malang Tabanan diadakan rapat untuk pembentukan DPRI SUNDA KECIL di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai.
31)     Pertempuran Tanah Aron (1946)
            Di Tanah Aron yang terletak di lereng Gunung Agung Karangasem terjadi pertempuran hebat antara Pasukan Ngurah Rai (Ciung Wanara) melawan pasukan NICA. Dalam pertempuan tersebut banyak serdadu NICA tewas, sedangkan pihak Ngurah Rai semuanya selamat.
32)     Pertemuran Marga / Puputan Margarana (1946)
            Pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuan sengit antara pasukan Ciung Wanara di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Belanda, pada pertempuran itu Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur bersama pasukannya (PUPUTAN).
33)    Bali Dalam Mengisi Kemerdekaan (1950-1975)
  Pembangunan daerah Bali berlandaskan kebudayaan yang di jiwai oleh agama Hindu, yang dimana pembangunan dilaksanakan dalam berbagai bidang seperti, Pariwisata, Pertanian (argobisnis), Pendidikan (Kampus Udayana), serta Kebudayaan (Taman Werdhi Budaya)
7.                Art Center    
Taman budaya bali atau Art centre bali didirikan oleh gubernur bali yang pertama yaitu Ida bagus mantra. Beliau sangat peduli dengan nilai-nilai budaya timur khususnya Budaya Bali. Untuk menjaga Budaya Bali tetap hidup beliau rela mengngorbankan tanah pribadinya sebagai pusat kesenian yg kita kenal dengan Art Centre bali
Taman Budaya Bali (Bali Art Centre) wilayah dibagi menjadi 4 kompleks, yaitu:
- Kompleks Taman Suci (Kompleks Taman Suci) = Pura Pepaosan Beji, Bale          Selonding, Bale          
-  Kompleks Tenang = Perpustakaan Widya Kusuma           
- Kompleks setengah = Mahudara Exhibition Building, Bangunan Craft, Sculpture             Studio, Rumah Seni dan Wantilan      
- Kompleks ramai = Tahap Open Stage Ardha Candra dan tertutup Ksirarnawa      (keduanya berlokasi di Sungai Selatan)
Taman Budaya atau Art Center arsitektur adalah sebuah komplek bangunan dengan          tanda utama dari sebuah panggung terbuka besar. gelanggang di ruang terbuka ini      dapat menampung sampai dengan 6,000 penonton untuk pertunjukan kolosal baik       untuk modern dan juga tradisional. Dirancang oleh arsitek tradisional Bali Ida Bagus            Pugur, dibuka untuk umum pada tahun 1973. Selain panggung terbuka tradisional, ada             banyak bangunan dan aula dibangun dengan arsitektur Bali dengan hiasan terbaik.             Bangunan ini terdiri dari dua jenis, satu jenis untuk pameran permanen dan orang lain      adalah untuk pameran musiman, terutama selama Pesta Kesenian Bali di pertengahan    bulan Juni-Juli setiap tahun. Dua bangunan dengan arsitektur Bali yang terbaik untuk   pameran permanen di mana orang bisa melihat berbagai kesenian Bali dari fasilitas             tari atau angka, ukiran, seni pakaian, lukisan, dan lain-lain. Selama Pesta Kesenian   Bali seluruh bangunan diajukan dengan pameran dari semua jenis produk, seni tidak hanya produk tetapi juga sejarah, buku, kebutuhan sehari-hari, produk kreatif,             pemerintah departemen dengan tugas dan lain-lain.
            Situasi yang sibuk nyata selama satu bulan pesta. Kegiatan di panggung      terbuka            bahkan lebih hidup, seperti yang dijadwalkan kehidupan dewasa ini            menunjukkan wakil-wakil mereka dari tarian tradisional atau drama atau pantomim            dari Bali, provinsi lain di Indonesia dan peserta dari mancanegara. Peserta asing yg          ikut seperti India, Thailand, Amerika Serikat, Perancis, Australia, Jepang, dan Korea.             negara baru seperti Vietnam dan Kamboja juga aktif berpartisipasi. Saat moment    menarik adalah pada saat pembukaan festival seni, yang selalu dimulai dengan pawai dari alun-alun Kota Lapangan Puputan Badung (depan Jaya Sabha) dengan prosesi    peed, tarian, musik, dekorasi, seni marshal dan lain-lain, di mana diundang pejabat             tinggi dan pejabat asing menunggu di panggung sementara, Bali paviliun tradisional          dengan atap jerami.
            Sepanjang jalan prosesi yang terdiri dari berbagai seniman menunjukkan     tindakan mereka atau tari menyusul oleh stasiun TV atau wartawan. Prosesi biasanya dimulai pukul 6 sore dan selesai jam 12 siang menandai awal dari festival seni             sebulan panjang. Kehidupan situasi dapat dilihat baik di pameran dan di panggung             terbuka mulai dari malam upacara pembukaan dengan prosesi itu. Setiap sore atau malam telah dijadwalkan pergantian setiap perwakilan untuk mempresentasikan acara             mereka yang biasanya telah dikonfirmasi lama sebelum acara tersebut. Pada siang hari          sisanya panggung terbuka juga tidak selalu, tetapi beberapa kali sekolah atau     universitas akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti kehidupan drum band, drama,        atau kegiatan seni lain yang mereka bisa hadir. Selain menunjukkan normal juga ada    semacam kompetisi di antara musik tradisional Bali yang sama seperti Gong, dan      pemenang akan diberikan apresiasi.
8.    Bedugul
Bedugul adalah objek wisata bali yang terletak di perbukitan dengan cuaca yang sangat sejuk dimana di bedugul juga terdapat sebuah danau yang bernama danau beratan.
Di Objek wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama pura di ulun danu yang terletak di pinggir danau beratan. Pura ulun danu di percaya sebagai tempat bersemayaman dewi sri atau dewi kesububuran.
Lokasi
objek wisata bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturit kabupaten tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi danau Beratan, nama pura ulun danu diambil dari kata danau.
sejarah
urian sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas Babaturan atau teras diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
Dalam lontar Babad Mengwi tersirat menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu sebagai pendiri kerajaan Mengwi mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan, sebelum beliau mendirikan pura taman ayun Dalam lontar tersebut tidak disebutkan kapan beliau mendirikan Pura Ulun Danu Beratan, namun yang terdapat dalam lontar itu adalah pendirian pura taman ayun yang upacaranya berlangsung pada hari Anggara Kliwon Medangsia tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewa yaitu tahun caka 1556 atau 1634 M. Berdasarkan uraian dalam lontar Babad Mengwi tersebut diketahui bahwa Pura Ulun Danu Beratan didirikan sebelum tahun saka 1556, oleh I Gusti Agung Putu. Semenjak pendirian pura tesebut termasyurlah kerajaan Mengwi, dan I Gusti Agung Putu digelari oleh rakyatnya " I Gusti Agung Sakti". Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 komplek pura yaitu:
Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lestarinya alam semesta
                                                     
9.    Sangeh           
Sangeh adalah sebuah tempat pariwisata di pulau Bali yang terletak di sebelah utara Ubud, kabupaten Gianyar.
Sangeh terkenal karena ini merupakan sebuah desa di mana monyet-monyet (beruk) berkeliaran dengan bebas tapi kadangpula ada monyet yang sangat jinak di sebuah bukit bernama Bukit Sari. Di sana ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari. Monyet di sini berkuasa dan konon memiliki tiga wilayah kerajaan.
Menurut legenda setempat Bukit Sari dan monyet ini berada di sana ketika Hanoman, sebuah tokoh dalam wiracarita Ramayana, mengangkat gunung Mahameru. Beberapa bagian gunung ini jatuh di sana dan sejak saat itu monyet berkuasa di sana.
10.           Kampung Kertalangu
Terletak di Kesiman Kertalangu Denpasar, Desa Budaya Kertalangu adalah salah satu objek dan daya tarik wisata di Kota Denpasar yang memanfaatkan hamparan persawasahan sebagai daya tarik utama.     
Dengan tersedianya faslitas jogging track sepanjang 4 km, wisatawan dapat menikmati alam dan aktifitas persawahan di tengah Kota. Wisatawan baik mancanegara maupun domestik tertarik mengunjungi kawasan ini karena disamping dapat menikmati alam persawahan, juga dapat menikmati beberapa aktifitas wisata antara lain : wisata kuliner, memancing, berkuda, spa, wisata belanja (shopping), wisata kerajinan dan wisata budaya. Pengambangan Desa Budaya Kertalangu juga merupakan upaya pengembangan kepariwisataan dan pelestarian pertanian di wilayah Desa Kesiman Kertalangu.

11.           Pantai Sanur
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau Bali. Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur kota Denpasar,ibukota Bali. Sanur berada di Kotamadya Denpasar.
Pantai Sanur terutama adalah lokasi untuk berselancar (surfing). Terutama ombak pantai Sanur sudah termasyhur di antara para wisatawan mancanegara. Tak jauh lepas Pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam dan snorkeling. Oleh karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai Matahari terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.
Karena lokasinya yang berada di sebelah timur pulau Bali, maka pantai Bali ini menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati sunrise atau Matahari terbit. Hal ini menjadikan tempat wisata ini makin menarik, bahkan ada sebuah ruas di pantai Sanur ini yang bernama pantai Matahari Terbit karena pemandangan saat Matahari terbit sangat indah jika dilihat dari sana.
Sepanjang pantai Bali ini menjadi tempat yang pas untuk melihat Matahari terbit. Apalagi sekarang sudah dibangun semacam sanderan yang berisi pondok-pondok mungil yang bisa dijadikan tempat duduk-duduk menunggu Matahari terbit. Selain itu, ombak di pantai ini relatif lebih tenang sehingga sangat cocok untuk ajang rekreasi pantai anak-anak dan tidak berbahaya.
Selain itu, pengunjung bisa melihat Matahari terbit dengan berenang di pantai. Sebagian kawasan pantai ini mempunyai pasir berwarna putih yang eksotis. Dilengkapi dengan pohon pelindung, pengunjung bisa duduk-duduk sambil menikmati jagung bakar ataupun lumpia yang banyak dijajakan pedagang kaki lima.
Sepanjang tempat wisata pantai Bali ini sekarang sudah dilengkapi dengan penunjang wisata berupa hotel, restoran ataupun kafe-kafe kecil serta art shop. Salah satu hotel tertua di Bali dibangun di pantai ini. Hotel ini bernama Ina Grand Bali Beach yang terletak persis di tepi pantai. Selain itu, sepanjang garis pantai juga dibangun semacam area pejalan kaki yang seringkali digunakan sebagai jalur jogging oleh wisatawan ataupun masyarakat lokal. Jalur ini terbentang ke arah selatan melewati pantai Shindu, pantai Karang hingga Semawang sehingga wisatawan bisa berolahraga sekaligus menikmati pemandangan pantai di pagi hari.

12.  Teman Joger
Joger merupakan salah satu oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi ditelinga bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk Joger hanya dapat diperoleh dari pabrik/ pusat penjualan produk Joger langsung yang berada di Jl. Raya Kuta, Bali. Namun, kini Joger telah memiliki “TEMAN (bukan cabang, tapi sekedar TEMpat penyamanAN) JOGER” yang berlokasi di jalan Raya Denpasar-Bedugul KM 37,5. Bangunan Teman Joger disini cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia tempat penitipan barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa koran/ majalah lokal, nasional dan international.
Selama ini Joger sangat identik dengan T-Shirt/ kaos khas Bali dengan kata-katanya yang unik dan nyeleneh, tapi sebenarnya masih banyak lagi produk Joger yang lainnya yang biasa dijadikan buah tangan untuk sanak keluarga di rumah. Seperti sandal dengan desainnya yang simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka pernak-pernik cinderamata lainnya. 
TEMAN JOGER yang berada di daerah Bedugul ini, terdiri dari dua lantai dengan lahan parkir yang cukup luas. Di lantai pertama, ada sederetan pernak-pernik ala joger, T-Shirt/ kaos dengan berbagai pilihan, pusat informasi dan ada sebuah ruangan khusus untuk rakyat kecil (maksudnya rakyat ukuran kecil alias anak-anak). Di dalam ruangan ini hanya berisi pakaian khusus anak-anak, yang cukup menarik dari ruangan ini ada pada pintu masuknya. Pintunya sangat rendah mungkin hanya berukuran 1 meter, jadi kita harus menunduk terlebih dahulu untuk dapat memasuki ruangan yang satu ini. Sedangkan di lantai dua ada bermacam-macam sandal dengan ukuran dan desain yang berbeda serta beberapa sepatu ala joger. Di dinding tangga menuju lantai dua, dihiasi dengan puluhan pasang sandal dengan desain dan ukuran yang berbeda, bahkan ada sandal yang berukuran ekstra besar. 
Hampir disetiap sudut ruangan tertera kata-kata unik karya Mr. Joger yang membuat kita tertawa sendiri saat membacanya. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau dengan kualitas yang sudah tidak diragukan lagi. Teman Joger ini beroperasi selama 24 jam/ 3 hari (8 jam setiap harinya) kecuali hari libur nasional, mulai jam 10 pagi sampai jam 6 sore hari.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar